TUJUAN BELAJAR
1. Tujuan belajar
a. Pengertian tujuan belajar
Belajar merupakan peristiwa yang sepantasnya dialami oleh anak dalam situasi-situasi tertentu baik disekolah maupun diluar sekolah.
Pengertian belajar menurut para ahli:
Wingkel,(1987), belajar adalah sebagai suatu aktifitas mental/ psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dalam lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, ketrampilan dan nilai sikap. Perubahan-perubahan itu bersifat secara relative menetap (konsisten) dan berbekas.
Skinner, belajar adalah Suatu perilaku yang ditimbulkan dari respon belajar.
Walra, rochmat,(1999:24) belajar adalah Suatu aktifitas atau pengalaman yang menghasilkan perubahan pengetahuan, perilaku dan pribadi yang bersifat permanen.
Edward L. Walker (1973) menyatakan bahwa belajar adalah suatu perubahan dalam pelaksanaan tugas yang terjadi sebagai hasil pengalaman dan tidak ada sangkut pautnya dengan kematangan rohaniah. Kelelahan, motivasi, perubahan dalam situasi stimulasi atau factor-faktor samara lainnya yang tidak berhubungan dengan kegiatan belajar.
Ngalim purwanto (1991), mengatakan belajar adalah suatu perubahan dalam tingkah laku dimana perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk. Perubahan-perubahan itu terjadi melalui latihan dan pengalaman yang bersifat relative menetap.
A.G. Lunadi berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses emosional dan intelektual sekaligus. Manusia mempunyai perasaan dan pikiran. Hasil belajar maksimal dicapai orang dapat memperluas perasaan maupun pikiran.
Jadi belajar dapat diartikan sebagai proses mental yang terjadi dalam diri seseorang dan melibatkan kegitan berpikir, yang terjadi melalui interaksi dengan lingkungan ( pengalaman belajar), sehingga dapat terjadi perilaku yang positif.
Jadi, seseorang yang dapat dikatakan telah belajar adalah apabila padanya telah terjadi perubahan tertentu, misalnya dari yang tidak dapat mengetik menjadi dapat mengetik, dari yang tidak dapat mengoperasikan computer menjadi mahir mengoperasikan computer dan lain sebagainya.
Tetapi tidak semua perubahan yang terjadi pada diri seseorang karena belajar. Misalnya ada perubahan pada anak yang terjadi pada seorang anak seperti : “ dari yang tidak dapat berdiri menjadi dapat berdiri, dari yang tidak dapat berjalan menjadi dapat berdiri ”. Perubahan seperti ini adalah perubahan yang terjadi karena kematangan. Disamping itu, perubahan yang tidak dapat digolongkan sebagai perubahan karena belajar adalah perubahan yang terdapat pada diri seseorang yang sangat singkat, dan kemudian segera menghilang.
Misalnya, seseorang yang secara kebetulan dapat memperbaiki televisi, tetapi ketika harus mengerjakan hal tersebut sekali, dia tidak dapat.
Orang tersebut sebenarnya belum belajar hal-hal yang berhubungan dengan kecakapan dalam bidang tersebut. sementara bahan belajarnya adalah berupa keadaan alam, hewan, tumbuhan dan bahan yang telah terhimpun dalam buku-buku pelajaran.
Belajar merupakan proses internal yang kompleks. Yang terlibat dalam proses internal tersebut adalah seluruh mental, yang meliputi ranah-ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.
Pola hubungan tujuan pembelajaran, proses belajar, dan hal ikhwal yang terjadi pada siswadalam rangka kemandirian. Secara umum hal-hal tersebut terjadi sebagai berikut:
1. Guru yang membuat desain instruktusional memandang siswa sebagai partner yang memiliki azas mansipasi diri memaju kemandirian guru menyusun acara pembelajaran.
2. Siswa memiliki latar pengalaman dan kemampuan awal dalam proses pembelajaran.
3. Tujuan pembelajaran dalam desain instruksional dirumuskan oleh guru berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu.
4. Kegiatan belajar-mengajar merupakan tindak pembelajaran guru dikelas.
5. Proses belajar merupakan hal yang dialami siswa, suatu respon terhadap segala acara pembelajaran yang diprogramkan oleh guru.
6. Perilaku siswa merupakan hasil proses belajar yang dapat berupa perilaku yang dikehendaki maupun yang tidak dikehendaki.
7. Hasil belajar merupakan suatu puncak proses belajar.
8. Siswa mampu berlaku secara mandiri, setelah pembelajaran.
b. Perlunya tujuan belajar
Tujuan merupakan satu hal yang harus diketahui dan disadari oleh guru sebelum mulai mengajar pada proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru untuk suatu bidang studi maka si guru hendaknya merumuskan tujuan insruksionalnya, tujuan tersebut masih bersifat umum. Yang kemudian dijabarkan dalan tujuan instruksional khusus. Jadi tujuan umum perlu diurai dengan sistematika tujuan, sehingga mudah merealisasi tujuan umum secara bertingkat atau bertahap. Taraf kekhususan harus memungkinkan seorang guru mengukur taraf pencapaian tujuan serta menilai setiap fase perubahan tingkah laku yang diharapkan terjadi.
c. Jenis-jenis tujuan belajar
Kegiatan belajar adalah suatu proses yang bertujuan dimana antara siswa dan guru sama-sama mengupayakan agar kegiatan pembelajaran memperoleh hasil belajar yang maksimal. Dengan demikian, tujuan pembelajaran itu terdiri atas tujuan instruksional (tujuan mata pelajaran), tujuan pembelajaran umum (tujuan umum), dan tujuan pembelajaran khusus (sasaran belajar).
Untuk merumuskan tujuan belajar, guru hendaknya memperhatikan beberapa hal yang harus dijadikan pedoman untuk perumusan operasional yang baik, yaitu
a) Berpusat pada perubahan tingkah laku siswa
b) Mengkhususkan dalam bentuk-bentuk yang terbatas
c) Realitas bagi kebutuhan perkembangan siswa
Yang lazim dilakukan oleh guru-guru yang belum menyadari pentingnya perumusan tujuan dalam pembelajaran adalah
1. Merumuskan tujuan terlalu umum
2. Merumuskan tujuan dari sudut guru
3. Merumuskan tujuan dari sudut bahan pelajaran
4. Tidak merumuskan tujuan sama sekali.
2. Unsur-unsur dinamis dalam belajar
a. Dinamika siswa dalam belajar
Ada 6 jenis perilaku dari ranah kognitif yaitu
1. Pengetahuan
Mencakup kemampuan ingatan tentang hal yang telah dipelajari dan tersimpan dalam ingatan.
2. Pemahaman
Mencakup kemampuan menangkap arti dan makna hal yang dipelajari.
3. Penerapan
Mencakup kemampuan menerapkan metode dari kaidah untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru
4. Analisis
Mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan dalam bagian-bagian sehingga stuktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik.
5. Sintesis
Mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru.
6. Evaluasi
Mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang berdasarkan kriteria tertentu.
Ke-6 jenis perilaku diatas bersikap hierarkhis.
Ranah afektif (karthwohl, bloom dkk) terdiri dari lima jenis perilaku sbagai berikut :
1. Penerimaan
Yang mencakup kepekaan tentang hal-hal tertentu dan kesediaan.
2. Partisipasi
Yang mencakup kerelaan, kesediaan memperhatikan dan berpartisipasi dalam suatu kegiatan. Pemikiran dan penentuan sikap yang mencakup menerima sesuatu nilai menghargai, mengakui dan menentukan sikap.
3. Organisasi
Yang mencakup kemampuan membentuk suatu system nilai sebagai pedoman dan pegangan hidup.
4. Pembentukan pola hidup
Yang mencakup kemampuan menghayati nilai dan membentuknya menjadi pola nilai kehidupan pribadi.
Kelima jenis perilaku diatas juga bersifat hierarkhis.
Ranah psikomotorik (simpson) terdiri dari tujuh jenis perilaku :
1. Persepsi
Yang mencakup kemampuan memilah-milahkan hal-hal secara khas dan menyadari adanya perbedaan yang khas tersebut.
2. Kesiapan
Yang mencakup kemampuan penempatan dari dalam keadaan dimana akan terjadi suatu gerakan atau rangkaian gerakan.
3. Gerakan terbimbing
Mencakup kemampuan melakukan gerakan sesuai contoh, atau gerakan peniruan.
4. Gerakan yang terbiasa
Mencakup kemampuan melakukan gerakan-gerakan tanpa contoh.
5. Gerakan kompleks
Yang mencakup kemampuan melakukan gerakan atau keterampilan yang terdiri dari banyak tahap,secara lancer, efisien dan tepat.
6. Penyesuaian pola gerakan
Yang mencakup kemampuan mengadakan perubahan dan penyesuaian pola gerak-gerik dengan persyaratan khusus yang berlaku.
7. Kreatifitas
Mencakup kemampuan melahirkan pola-pola geak-gerik yang baru atas prakarsa sendiri.
b. Dinamika guru dalam kegiatan pembelajaran
Peranan guru dalam proses pembelajaran sangat hierarkhis dalam dinamisasi siswa dalam belajar. Kondisi eksternal yang berpengaruh pada belajar yng penting adalah bahan belajar, saran belajar, media dan sumber belajar serta subjek belajar itu sendiri.
1. Bahan belajar
Merupakan sajian yang harus diberikan kpada siswa berupa pengetahuan, perilaku, nilai, sikap dan metode perolehan. Pertimbangan-pertimbang yang perlu diperhatikan guru untuk memilh bahan ajar adalah :
a. Apakah ihi bahan belajar sesuai dengan sasaran belajar.
b. Bagaimanakah tingkat kesetaraan bahan belajar bagi siswa.
c. Apakah isi bahan belajar tersebut menuntut digunakannya strategi belajar mengajar tertentu.
d. Apakah evaluasi belajar sesuai dengan bahan belajar tersebut.
2. Susunan belajar
Kondisi gedung sekolah, tata ruang kelas, dan alat-alat belajar berpengaruh trhadap kegiatan belajar.
Beberapa pertimbangan yang penting dilakukan guru adalah :
a. Apakah gedung sekolah membuat kenyamanan belajar?
b. Apakah pergaulan antar orang-orang yang terlibat proses pembelajaran menyenangkan.
c. Apakah siswa memiliki ruang belajar dirumah?
d. Apakah siswa mwmiliki kelompok-kelompok yang dapat merusak tertib pergaulan, maka perlu melakukan percegahan
3. Media dan susunan belajar
Guru berperan penting dalam menempatkan media, sumber belajar. Beberapa pertimbangan yang harus dilakukan guru :
a. Apakah media dan sumber blajar tersebut bermanfaat untuk mencapai sasaran belajar
b. Apakah isi pengetahuan pada media massa dapat digunakan sebagai sumber belajar pada pokok bahasan tertentu
c. Apakah isi pengetahuan pada alam dan lingkungan ada manfaat untuk pokok bahasan tertentu.
4. Guru sebagai sumber belajar
Guru adalah subjek pembelajaran siswa. Untuk itu peranan penting guru dalam pembelajaran adalah
a. Membuat desain pembelajaran secara tertulis
b. Meningkatkan diri menjadi seorang guru yang berkepribadian utuh
c. Bertindak sebagai guru yang mendidik
d. Meningkatkan profesonalisme keguruan
e. Melakukan pembelajaran sesuai dengan berbagau model pembelajarn yang sesuai dengan kondisi siswa, bahan belajar, dan kondisi sekolah
f. Dalam berhadapan dengan siswa , guru berperan sbagai fasilitator belajar, pembimbing belajar dan memberi perbaikan belajar
Dengan adanya peran-peran tersebut, maka sebagai pengajar guru adalah pembelajar sepanjang hayat (wingkel, 1991 : Monks : Knoers, Siti Rahayu 1989, Biggs dan Telfer 1987)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar